Pasti anda bertanya-tanya, mengapa sih pelayanan di apotik tuh lama? Padahal tinggal ngambil obatnya, trus di bungkus kemudian diserahkan ke pasien. Apa sih yang bikin pasien harus menunggu lama? Padahal saya datang lebih dulu, mengapa pasien yang datang belakangan bisa dapat obatnya duluan?
Bukan hal yang aneh, jika anda berpikir demikian, kami, para apoteker dan pelayan di apotik sangat memakluminya. Mungkin yang perlu anda tahu adalah alur pelayanan resep, dari awal masuk sampai obat di serahkan.
Alur resep yang di maksud adalah sebagai berikut: 1. Pasien memasukan resep ke bagian PENGHARGAAN RESEP. Disini, resep dilihat asli atau tidak, obat masih bisa diambil atau tidak, dan ketersediaan obat di apotik ada atau tidak (namun di apotik enggal karena sistem komputernya belum berjalan maksimal, stok obat masih harus manual, harap maklum). Setelah itu, resep diberi harga dan pasien diminta untuk membayar resep di kasir.
2. Pasien membayar resep di KASIR. Di bagian kasir, pasien membayar obatnya, lalu diberi nomor resep (bukan nomor antrian). Nomor resep ini fungsinya untuk mencegah kesalahan penyerahan obat. Jadi di bagian penyerahan obat, pasien disesuaikan nama, dokter, nomer resep, serta harga yang di bayar. Jadi jika ada pasien dengan nomor resep yang lebih besar sudah menerima obat duluan, sementara anda belum, harap maklum, karena nomor yang anda terima bukan nomor antrian, tetapi nomor resep.
3. Pasien ditanya nomor telpon dan alamat rumah. Ini fungsinya sebagai data pasien, antara lain untuk memberitahu pasien jika obatnya kosong, atau jika obat yang dipesan sudah datang, atau jika (amit-amit) ada obat yang salah terlanjur diberikan pada pasien, jadi pasien dapat diberitahu agar jangan menggunakan obat tersebut.
4. Resep diberi ETIKET (lebel yang berisi nama, nomor resep, tanggal serta aturan pakai). Dibagian ini, resep yang perlu diberikan copy resep serta kwitansi dibuat, jika pasien sudah terlebih dahulu memintanya di bagian kasir.
5. Resep diambilkan obatnya oleh juru resep. Disini bagian yang paling lama, untuk resep tunggal (bukan racikan), obat bisa langsung diambilkan kemudian diserahkan ke bagian pengecekan akhir obat. Namun terkadang ada beberapa kendala yang menyebabkan obat perlu proses sebelum diserahkan kebagian pengecekan akhir, antara lain:
- Obat berupa racikan, obat ini harus terlebih dulu diracik, dicek kebenaran racikannya oleh apoteker atau asisten apoteker, digerus, lalu dibungkus, dikapsul atau dibuat salep.
- Dosis obat yang tersedia tidak sesuai dengan resep. Misalnya obat Meprosetil 25 mg, ketersediaan obat meprosetil dengan dosis 25 mg kosong dari penyalurnya, yang ada dosis 100 mg, otomatis untuk mempermudah penggunaan, obat harus terlebih dahulu digerus dan dibagi 4 bagian.
- Obat kosong di apotik, kami berusaha mencari obat tersebut di apotik lain atau di penyalurnya langsung, sehingga pasien tidak kecewa karena obatnya kosong, maka kami harap pasien dapat maklum jika pasien harus menunggu obatnya sampai di apotik.
- Obat kosong dari penyalurnya, kami berusaha menghubungi dokter penulis resep untuk meminta pertimbangan agar obatnya diganti. Namun terkadang ada kendala dokter yang tidak bisa dihubungi dan dokter yang tidak mau mengganti obatnya. Jika hal ini terjadi, maka dengan sangat terpaksa kami tidak dapat melayani obat tersebut, dan kami kembalikan uang pasien yang sudah dibayar, serta kami berikan copy resepnya.
- Jika resep masuk sudah malam hari, dan ternyata obat bisa dipesankan dari penyalurnya, maka kami akan berusaha dengan menjanjikan obat tersebut kepada pasien, yang obatnya bisa diambil keesokan harinya.
7. Obat dire-cek lalu dibungkus.
8.Obat diserahkan oleh apoteker atau asisten apoteker.
Demikianlah alur resep di apotik enggal. Diharapkan anda dapat memaklumi mengapa resep anda lama, sedangkan resep orang lain yang baru datang lebih cepat. Bukan kami sengaja, tetapi kami mengusahakan anda mendapatkan semua obat yang anda perlukan, karena kami melayani anda dengan sepenuh hati.
salam,
Apoteker Pengelola Apotik
No comments:
Post a Comment